Analisis Konflik Pembangunan Menara BTS di Dusun Poton, Kabupaten Sleman: Peran Sosialisasi dan Partisipasi Warga

Authors

  • Tri Agus Susanto Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD

DOI:

https://doi.org/10.24076/pikma.v6i1.1325

Keywords:

smart regency, tower telekomunikasi, sosialisasi

Abstract

Sleman Smart Regency adalah Kabupaten Sleman yang cerdas dalam pengembangan dan pengelolaan berbagai sumber daya (alam, manusia, waktu, dan lainnya) untuk digunakan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat memaksimalkan pelayanan publik serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Sleman Smart Regency sesuai visi Kabupaten Sleman yaitu terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-Government menuju Smart Regency. Pendirian ratusan menara telekomunikasi di Kabupaten Sleman dimaksudkan untuk mendukung Sleman sebagai Smart Regency. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan menganalisis konflik pembangunan Menara BTS di Dusun Poton, Kabupaten Sleman melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.  Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Kalurahan Sariharjo tidak menjalankan sosialisasi dengan baik kepada warga di radius terdampak ketika akan mendirikan Menara BTS. Ketiadaan sosialisasi dengan baik, yang ditandai dengan tidak adanya dialog, tidak mendapat dukungan warga, dan tidak menampung keinginan atau keberatan warga, menyebabkan banyak warga kurang atau tidak berpartisipasi bahkan menentang keberadaan tower telekomunikasi itu. Pemerintah Kalurahan Sariharjo dalam rangka mendukung Sleman Smart Regency telah melakukan tindakan kurang smart dengan melakukan kesengajaan atau membiarkan mereka yang menandatangani Surat Persetujuan Warga Dalam Radius separuhnya orang di luar warga dalam radius. Dukungan teknologi informasi yang terintegrasi dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Namun saat akan membangun infrastruktur untuk mendukung Sleman Smart Regency berupa Menara BTS, muncul anggapan dari sebagian warga bahwa Pemerintah Kalurahan Sariharjo kurang transparan dan akuntabel. Salah satu sumbernya adalah Pemerintah Kalurahan Sariharjo tidak menjelaskan secara rinci terkait berapa uang kompensasi yang mestinya diterima warga radius terdampak.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Mulyana, Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurmayanti. (2016). Kabupaten Sleman ingin bangun smart city. Dari Liputan6.com, website : https://bisnis.liputan6.com/read/2508842/kabupaten-sleman-ingin-bangun-smart-regency

Panuju, Redi. 2002. Komunikasi Organisasi, dari Konseptual-Teoritis ke Empirik. Yogyakarta: Pustidaka Pelajar.

Mashad,Dhurorudin, Gayatri, Irire Hiraswari. Nurhasim, Moch. Rozi, Syafuan. Ratnawati, Tri. 2005. Konflik Elite Politik Pedesaan. Jakarta. Pusat Penelitian Politik LIPI.

Tribun Medan. (2014). BTS berikan banyak manfaat, bahayanya bagi kesehatan apa?. Dari Tribunnews.com, website : https://medan.tribunnews.com/2014/07/03/bts-berikan-banyak-manfaat-bahayanya-bagi-kesehatan-apa

Triputro, Widodo. Setyowati, Yuli. Chandra, Ade. Susanto, Tri Agus. Laporan Penelitian: Kajian Implementasi Kebijakan Pengendalian Menara Telekomunikasi Sebagai Infrastruktur Pendukung Sleman Smart Regency. 2015.

Undang Undang Desa Nomor 6 Tahub 2014

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa

Peraturan Bupati Sleman Nomor 1.1 Tahun 2018 Tentang Masterplan Pengembangan Smar City Kabupaten Sleman Tahun 2017-2026

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Downloads

Published

2023-10-11

How to Cite

Susanto, T. A. (2023). Analisis Konflik Pembangunan Menara BTS di Dusun Poton, Kabupaten Sleman: Peran Sosialisasi dan Partisipasi Warga. Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema, 6(1), 214-229. https://doi.org/10.24076/pikma.v6i1.1325

Issue

Section

Articles